"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." – Amsal 3:5
Ketika kita melakukan sesuatu kepada orang lain kebanyakan didasarkan karena kepercayaan. A percaya kepada B kalau dia akan mengembalikan buku yang dipinjam darinya, karena itu dia meminjamkan buku pada si B. Banyak orang berbuat baik karena percaya perbuatan baiknya suatu saat akan kembali padanya. Kepercayaan menjadi suatu hal yang selalu mengikat dua orang. Sepasang suami istri dilandaskan oleh kepercayaan, sepasang sahabat juga berlandaskan kepercayaan. Begitu juga dengan kita dan Tuhan berlandaskan kepercayaan.
Dalam amsal 3:5 dikatakan oleh Salomo supaya kita percaya pada Tuhan dengan segenap hati, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Itu menjelaskan bahwa dalam hubungan kita dengan Tuhan berlandaskan kepercayaan. Kita menjadi pengikut Kristus karena kita percaya dengan apa yang diajarkan oleh Kristus. Betapa besar arti sebuah kepercayaan dalam kehidupan seseorang. Masalahnya saat ini adalah bagaiamana sikap kita saat kita percaya kepada Tuhan?
Terdapat beberapa sikap yang salah dalam proses percaya sama Tuhan ketika memperoleh janji Tuhan:
- Takut. Di alkitab diceritakan bahwa murid-murid Tuhan Yesus pun pernah mengalami hal ini. Ketika mereka sedang menyebranng menggunakan perahu, angin ribut datang dan hampir menenggelamkan perahu. Murid-murid langsung berteriak minta tolong. (Matius 8:23-27). Takut merupakan hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan kita sebagai manusia dan merupakan hal yang paling sering membuat manusia jatuh karena terpedaya rasa takut. Seperti kisah Petrus saat berjalan di atas air (Mat 14:29-31). Itu pun sering terjadi dalam hidup kita, kita berjalan lalu di tengah perjalan kita ragu dan takut sehingga kita pun jatuh.
- Mengatakan itu tidak mungkin dan mustahil. Ketika Tuhan memberikan sebuah janji dan terlihat tidak mungkin, kita langsung teriak “Tuhan itu tidak mungkin.. gue begini.. gue begituuu..”. dengan berbagai alasan keadaan kita, kita mengatakan itu mustahil. Murid Tuhan Yesus pun pernah melakukannya ketika melihat Yesus berjalan di atas air, mereka langsung mengatakan itu hantu karena itu merupakan hal yang mustahil. (Markus 6:49)
- Kabur. Ini adalah hal yang dilakukan Yunus. Ketika Tuhan memerintahkan dia pergi ke Niniwe, dia justru lari ke tarsis. Hingga pada akhirnya dia harus dibuang dan tinggal di dalam perut ikan selama tiga hari. Sering kali kita juga seperti Yunus karena kita takut, kita pun mengatakan itu hal yang tidak mungkin dan mustahil, hingga pada akhirnya kita kabur.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
- “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu,” Kita harus percaya dengan segenap hati, itu berarti tanpa sedikit keraguan. Segenap hati berarti semua yang ada pada diri kita, itu artinya kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Tidak hanya studi atau keluarga, tapi seluruh aspek kehidupan kita.
- “.., dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri.” Ketika kita sudah menyerahkan hidup kita kepada Tuhan yang harus kita lakukan adalah tidak menggunakan pengertian kita sendiri, melainkan menggunakan hikmat Allah. Itu artinya kita harus intim dengan Tuhan. Bagaimana kita mau tahu hikmat Allah jika kita tidak intim dengan Allah? Bagaimana orang tahu isi buku jika tidak membacanya?
- Taat! Teladan yang paling baik adalah Abraham yang disebut sebagai Bapak orang beriman. Abraham diperintahkan Tuhan untuk pergi ke kota Kanaan (Kejadian 12:1). Ketika mendengar perintah Allah yang Abraham lakukan adalah taat. Ketaatan abraham ditunjukkan dengan dia berangkat ke tanah Kanaan (kejadian 12: 5). Ketika kita taat maka ada perbuatan yang kita lakukan. Dalam yakobus 2:26 dikatakan “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” Percaya berbicara tentang iman. Maka setelah kita beriman, iman kita perlu dinyatakan lewat perbuatan. Kita tidak hanya menunggu janji itu digenapi tapi kita bekerja sampai janji itu digenapi.
Bagaimana dengan keadaanmu saat ini? Apakah engkau masih percaya sama Tuhan? Apakah engkau masih berpegang teguh pada Tuhan? Atau kau sudah menyerah? Dimanakah engkau menyerahkan hidupmu saat ini?
Percaya sama Tuhan itu berarti engkau menyerahkan dirimu secara total ke dalam tangan Tuhan. Sering kali kita percaya pada Tuhan, kita baca alkitab dan kita dapatkan janji Tuhan. Pada awalnya kita bersemangat memegang janji Tuhan itu tapi seiring jalannya waktu, masalah mulai datang dan kita mulai mengeluh sama Tuhan. Semakin hari semakin sulit, kepercayaan kita mulai pudar, bahkan kita mengatakan Tuhan tidak ada buat kita. Dan alhasil kita mulai lalai dan tidak memperoleh janji yang dijanjikan Tuhan bagi kita.
Tuhan katakan kepada setiap kita dalam ulangan 31:6, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."
Tugas kita adalah jangan takut, percaya, dan bertindak!